Apa Itu Pengembangan Web?
Pengembangan web (web development) adalah proses membuat dan mengelola situs web atau aplikasi web. Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari desain visual, fungsionalitas, hingga pemrograman di sisi server dan klien.Beriku beberapa tips dan trik yang dapat Anda pelajari
Menggunakan HTML dan CSS untuk Desain Responsif
Desain responsif menggunakan HTML dan CSS adalah pendekatan untuk membuat halaman web yang dapat menyesuaikan tampilannya agar optimal di berbagai perangkat, seperti desktop, tablet, dan ponsel. Dengan desain responsif, elemen-elemen halaman web akan menyesuaikan ukuran dan tata letaknya berdasarkan ukuran layar perangkat pengguna.
Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk membuat desain responsif menggunakan HTML dan CSS:
1. Struktur HTML yang Sederhana dalam Web
Mulailah dengan struktur HTML yang bersih dan sederhana. Misalnya:
<!DOCTYPE html>
<html lang="id">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Desain Responsif</title>
<link rel="stylesheet" href="styles.css">
</head>
<body>
<header>
<h1>Selamat datang di situs responsif</h1>
</header>
<nav>
<ul>
<li><a href="#">Home</a></li>
<li><a href="#">About</a></li>
<li><a href="#">Services</a></li>
<li><a href="#">Contact</a></li>
</ul>
</nav>
<section>
<h2>Konten Utama</h2>
<p>Ini adalah konten utama halaman.</p>
</section>
<footer>
<p>Hak Cipta © 2024</p>
</footer>
</body>
</html>
2. CSS untuk Desain Responsif Dalam Web
Sekarang, kita akan menambahkan CSS untuk memastikan bahwa tampilan halaman dapat menyesuaikan diri dengan berbagai ukuran layar.
nav ul {
flex-direction: column;
}
nav ul li {
margin: 10px 0;
}
.content h2 {
font-size: 1.5rem;
}
.content p {
font-size: 1rem;
}
PENJELASAN
- Viewport Meta Tag:
- Di bagian
<head>
, ada tag<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
. Tag ini mengatur ukuran viewport agar sesuai dengan lebar layar perangkat yang digunakan. Ini penting untuk membuat desain responsif.
- Di bagian
- CSS Flexbox dan Media Queries:
- Flexbox digunakan dalam navigasi (
nav ul
) untuk membuat menu horizontal pada layar besar dan vertikal pada layar kecil. - Media Queries digunakan untuk mengubah gaya CSS berdasarkan ukuran layar. Kita membuat dua breakpoint: satu untuk layar dengan lebar maksimum 768px (tablet) dan satu lagi untuk layar dengan lebar maksimum 480px (ponsel).
- Flexbox digunakan dalam navigasi (
- Responsive Typography:
- Ukuran font pada judul dan teks utama disesuaikan berdasarkan ukuran layar menggunakan media queries.
3. Hasil Akhir Pengembangan Web
Dengan kode di atas, halaman web akan menyesuaikan diri dengan perangkat yang berbeda:
- Pada layar besar (desktop), konten akan tampil dengan ukuran font yang lebih besar dan menu navigasi akan berada di baris horizontal.
- Pada tablet (layar antara 480px hingga 768px), ukuran font akan sedikit lebih kecil dan menu navigasi akan tampil vertikal.
- Pada ponsel (layar di bawah 480px), ukuran font akan lebih kecil lagi dan navigasi akan tampil dalam kolom tunggal dengan margin yang lebih kecil.
4. Uji Responsif pada Web
Untuk memastikan desain responsif berfungsi dengan baik:
- Gunakan alat pengembang di browser (DevTools) untuk mengubah ukuran jendela dan melihat bagaimana desain beradaptasi.
- Cobalah berbagai perangkat atau simulasi layar dengan alat responsif yang disediakan di sebagian besar browser modern.
Membuat Website Portfolio dengan WordPress
Membuat website portfolio menggunakan WordPress adalah cara yang sangat efisien dan fleksibel, terutama karena WordPress menyediakan berbagai tema dan plugin yang memudahkan Anda membuat situs web yang profesional tanpa harus menulis kode secara manual. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk membuat website portfolio menggunakan WordPress.
1. Menyiapkan Hosting dan Domain
- Pilih Penyedia Hosting: Anda perlu memiliki hosting dan nama domain untuk situs web Anda. Banyak penyedia hosting seperti Bluehost, SiteGround, atau Hostinger menawarkan paket hosting yang termasuk nama domain dan instalasi WordPress otomatis. Pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda.
- Daftarkan Domain: Sebagian besar penyedia hosting akan membantu Anda memilih dan mendaftarkan nama domain yang tersedia. Nama domain harus mencerminkan nama Anda atau pekerjaan Anda agar mudah diingat.
- Instal WordPress: Biasanya, penyedia hosting memiliki opsi instalasi otomatis untuk WordPress. Jika Anda memilih hosting yang mendukung WordPress, Anda hanya perlu beberapa klik untuk menginstalnya. Jika tidak, Anda bisa mengunduh WordPress dari wordpress.org dan menginstalnya secara manual.
2. Pilih Tema WordPress di Web
Setelah WordPress terinstal, langkah selanjutnya adalah memilih tema yang sesuai untuk website portfolio Anda. Tema ini akan menentukan tampilan dan fungsionalitas dasar situs Anda.
- Masuk ke Dashboard WordPress
- Buka URL situs Anda (misalnya:
www.namadomainanda.com/wp-admin
) dan login menggunakan akun admin yang Anda buat saat menginstal WordPress.
- Buka URL situs Anda (misalnya:
- Pilih Tema
- Masuk ke Appearance > Themes.
- Klik Add New untuk mencari tema.
- Ketik “portfolio” di kolom pencarian untuk menemukan tema yang dirancang khusus untuk portfolio.
- Pasang dan Aktifkan Tema: Setelah memilih tema yang sesuai, klik Install dan kemudian Activate.
3. Sesuaikan Tema
- Menggunakan Customizer: Setelah tema diaktifkan, Anda bisa mengubah pengaturan dasar tema melalui Appearance > Customize.
- Pilih Template Portfolio: Banyak tema portfolio yang datang dengan template khusus untuk portfolio. Jika tema Anda menyediakan template ini, Anda bisa menggunakannya langsung untuk membuat halaman portfolio Anda. Biasanya, template ini sudah diatur untuk menampilkan gambar, deskripsi proyek, dan informasi lain yang relevan.
4. Mengatur Menu Navigasi Web
Agar pengunjung mudah menjelajahi situs Anda, Anda perlu menambahkan menu navigasi yang jelas.
- Buat Menu
- Masuk ke Appearance > Menus.
- Klik Create a New Menu dan beri nama, misalnya “Main Menu”.
- Tambahkan halaman yang relevan (misalnya, Home, Portfolio, About, Contact) ke dalam menu.
- Atur Lokasi Menu: Beberapa tema memiliki beberapa lokasi untuk menu (seperti menu utama, menu footer). Pilih lokasi yang sesuai dan klik Save Menu.
5. Periksa dan Publikasikan Web
- Uji Responsivitas: Pastikan situs web Anda berfungsi dengan baik di perangkat seluler dan tablet. Banyak tema WordPress modern yang sudah responsif secara default.
- Periksa Kecepatan Situs: Gunakan alat seperti GTmetrix atau Google PageSpeed Insights untuk memeriksa kecepatan situs Anda dan mengoptimalkannya jika diperlukan.
- Publikasikan Situs Anda: Setelah selesai menyesuaikan situs web Anda, klik tombol Publish untuk membuat situs Anda live dan dapat diakses oleh publik.
6. Pemeliharaan dan Pembaruan
- Update Konten Secara Berkala: Pastikan untuk terus memperbarui portfolio Anda dengan proyek-proyek terbaru.
- Backup Rutin: Gunakan plugin seperti UpdraftPlus untuk melakukan backup rutin dari situs Anda.
- Update Tema dan Plugin: Selalu pastikan bahwa tema dan plugin yang Anda gunakan selalu diperbarui untuk menjaga keamanan dan kinerja situs Anda.
Bagaimana Mempercepat Website Anda dengan Pengoptimalan Gambar dan Cache
Mempercepat website adalah langkah penting untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan meningkatkan peringkat SEO di mesin pencari. Dua cara utama untuk meningkatkan kecepatan situs web adalah dengan mengoptimalkan gambar dan mengaktifkan caching. Berikut ini adalah penjelasan dan langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkan keduanya di WordPress.
1. Mengoptimalkan Gambar
Gambar sering kali menjadi salah satu faktor utama yang memperlambat waktu muat situs web. Mengoptimalkan gambar dapat mengurangi ukuran file gambar tanpa mengorbankan kualitas visual yang signifikan.
- JPEG (JPG): Format yang ideal untuk gambar dengan banyak warna dan detail, seperti foto. JPEG biasanya memberikan kompresi yang sangat baik tanpa kehilangan banyak kualitas visual.
- PNG: Format yang lebih baik untuk gambar dengan latar belakang transparan, grafik, atau logo. PNG menghasilkan file yang lebih besar daripada JPEG, tetapi kualitasnya lebih tinggi.
- WebP: Format gambar yang lebih baru dan lebih efisien, yang dapat menghasilkan gambar dengan ukuran file yang lebih kecil tanpa mengurangi kualitas. Banyak browser modern mendukung WebP, jadi format ini bisa menjadi pilihan terbaik jika Anda ingin menghemat bandwidth.
2. ShortPixel Image Optimizer
ShortPixel adalah plugin yang mengompresi gambar dengan teknologi canggih dan mendukung format gambar seperti WebP dan AVIF, yang memungkinkan Anda untuk mengurangi ukuran gambar lebih lanjut.
- Menggunakan Gambar yang Diperkecil: Pastikan Anda hanya menggunakan gambar dengan ukuran yang diperlukan untuk halaman. Misalnya, gambar yang akan ditampilkan dalam ukuran 400x300px sebaiknya tidak lebih besar dari ukuran tersebut saat diunggah.
- Menggunakan Lazy Loading untuk Gambar: Lazy loading memungkinkan gambar hanya dimuat ketika pengguna menggulir ke bagian halaman yang menampilkan gambar tersebut. Ini mengurangi waktu muat halaman secara keseluruhan, terutama jika Anda memiliki banyak gambar di halaman.
3. Menggabungkan Pengoptimalan Gambar dan Cache
Menggabungkan Pengoptimalan Gambar dan Cache
- Cache Gambar yang Sudah Dioptimalkan: Setelah gambar Anda dioptimalkan, pastikan gambar tersebut tetap ada dalam cache browser pengunjung untuk waktu yang lama, sehingga mereka tidak perlu mengunduh ulang gambar yang sama setiap kali mengunjungi halaman yang berbeda.
- Gunakan HTTP/2 atau HTTP/3: Protokol ini mempercepat pengiriman data dan mendukung multiplexing yang memungkinkan pengiriman beberapa file (termasuk gambar) secara bersamaan dalam satu koneksi.
- Menggunakan GZIP atau Brotli Compression untuk File CSS, JavaScript, dan HTML: Teknik kompresi ini mengurangi ukuran file yang harus diunduh, yang berkontribusi pada kecepatan loading halaman.
4. Alat yang Bisa Digunakan
- Google PageSpeed Insights: Memberikan saran tentang pengoptimalan gambar dan caching.
- GTmetrix: Alat lain yang memberikan laporan rinci tentang kecepatan website dan pengoptimalannya.
- Pingdom: Alat untuk mengukur kecepatan website dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja.
Kesimpulan
Pengembangan web adalah proses pembuatan dan pengelolaan situs atau aplikasi web, mencakup desain, fungsionalitas, dan pemrograman. Untuk desain responsif, HTML dan CSS digunakan dengan teknik seperti media queries dan flexbox untuk menyesuaikan tampilan di berbagai perangkat.Membuat situs portfolio di WordPress melibatkan pemilihan hosting, instalasi WordPress, pemilihan tema, dan penyesuaian desain serta menu navigasi untuk kemudahan pengguna. Kamu juga bisa bertanya hal lainnya kepada kami https://blog.sevenmediatech.co.id/